Jika aku melihat diriku lima tahun yang lalu, sangat banyak hal yang telah berubah pada diriku. Hal yang sangat berbeda menurutku adalah sikap dan caraku berpikir. Dulu saat usiaku masih diawal dua puluhan, aku sangatlah ambisius dan senang membandingkan diriku dengan orang lain yang kelihatannya hidupnya jauh lebih baik dariku.Namun, saat ini aku sangatlah santai dan cuek. Aku senang mempelajari hal baru namun, aku juga tidak memaksakan diriku untuk selalu melakukan setiap hal dengan sempurna. Dulu, aku sangatlah takut berbuat kesalahan. Sekarang, aku selalu melihat kesalahan itu adalah hal yang wajar jika baru belajar sesuatu, yang penting adalah tidak mengulang kesalahan yang sama dua kali dan dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kulalui.
Entah sejak kapan aku mulai berani untuk bersikap 'bodo amat' dengan kejadian yang akan terjadi di masa depan. Namun, yang pasti semenjak aku tidak begitu khawatir dengan apa yang terjadi nanti, hidupku terasa jauh lebih damai dan enteng.
Aku juga tidak lagi terlalu khawatir dengan apa yang dikatakan oleh orang lain tentangku. Masa bodoh orang bilang sudah umur segitu tapi belum menikah. Masa bodoh orang bilang kerjanya hanya karyawan biasa. Masa bodoh orang bilang badannya pendek dan gemuk. Aku tidak peduli dengan komentar-komentar negatif orang lain tentang diriku karena mereka pun sama sepertiku, sama-sama memiliki kekurangan.
Memang tidak semua komentar orang lain itu bersifat negatif, ada juga yang bersifat membangun. Sebagai manusia, aku sadar aku memiliki banyak kekurangan. Aku memang tidak selalu menutup telinga terhadap komentar-komentar orang tentangku. Terkadang jika isi dari komentar tersebut baik dan dapat memotivasiku menjadi lebih baik lagi maka, aku akan mendengarkannya. Biasanya komentar seperti ini datang dari orang-orang yang dekat dan sayang denganku. Berbeda halnya dengan komentar orang yang hanya bertujuan untuk menyakiti perasaanku maka, aku hanya akan mengabaikannya saja dan menganggap bahwa orang tersebut tidak mengerti dengan apa yang dilakukannya. Orang tersebut tidak paham bahwa apa yang dilakukannya menyakiti perasaan orang lain.
